Tidak Semua Kata-Kata Mutiara

Selain foto makanan, tamasya, dan kemesraan, hal yang paling sering dibagikan di media sosial adalah kata-kata mutiara. Ada yang berasal dari ucapan publik figur, dikutip dari buku, maupun pernyataan-pernyataan dari orang yang tidak terkenal atau tidak kita kenal. Selama tulisan/kata-kata mutiara tersebut terdengar bagus, menyentuh, terlebih dekat dengan keseharian kita, mustahil rasanya tidak kita bagikan ulang. Bahkan kadangkala, walaupun tulisan tersebut tidak kita pahami sepenuhnya dan tidak ada sangkut pautnya dengan keseharian kita, namun atas nama eksistensi, tak apalah sekali dua ikut-ikutan membagikannya. Toh tidak ada ruginya.

Beberapa hari yang lalu, seperti biasanya, linimasa Path saya menampilkan tulisan nasehat. Anggap saja kata-kata mutiara. Setelah dibaca dua kali, saya malah jadi tidak sepenuhnya setuju dengan isinya. Berikut terlampir tulisan tersebut.

Capture

Saya sependapat dengan inti paragraf pertama. Nikmatilah hidup. Namun poin-poin yang disampaikan pada paragraf selanjutnya, saya tidak sepakat. Bukan hanya itu, contoh-contoh yang diberikan pun tidak nyambung. Terlalu memaksakan.

Pertama. Jelas saja orang-orang kaya tidak menari di jalanan, wong mereka menarinya di diskotik. Andai saja orang-orang miskin itu punya uang, pastilah mereka juga menari di diskotik, walau mungkin sesekali. Oleh karena itu, jadilah kaya raya. Enak. Kau bisa menari di diskotik, juga di jalanan. Sesukamu.

Paragraf selanjut bercerita tentang pengaruh, kekuatan, dan kenyamanan. Orang-orang penting atau orang-orang yang punya pengaruh besar, memiliki pengawal karena memang mereka tidak kuat. Mereka adalah orang penting, bukan orang kuat. Mereka butuh orang-orang berbadan kuat untuk menjamin keselamatan mereka. Kenapa mesti dijamin? Karena mereka penting. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang sederhana yang dapat tidur dengan nyenyak. Siapa bilang orang penting itu tidak bisa tidur nyenyak? Siapa juga yang bisa memastikan mereka yang hidup sederhana dapat tidur dengan nyenyak? Perbandingan orang penting dengan sederhana, adalah pemerkosaan. Terlalu memaksakan. Tidak ada hubungannya. Orang penting juga bisa hidup sederhana. Orang yang hidup sederhana juga bukan berarti orang yang tidak penting. Mereka, orang-orang penting dan orang-orang sederhana, sama-sama dapat tidur nyenyak. Pun demikian dengan pengawalnya.

Kemudian yang terakhir, tentang cantik dan populer. Baiklah, anggap saja kecantikan dan popularitas tidak menjamin kita pada kehidupan yang ideal. Yang bahagia. Tapi, sekali lagi, apa lantas itu berarti cantik dan populer akan membawa malapetaka bagi kehidupan? Memangnya mendapatkan istri yang cantik dan populer, atau menjadi perempuan yang cantik dan populer, adalah sebuah kesialan?  Sama halnya dengan para selebriti yang cantik dan populer itu, banyak juga masyarakat biasa yang tidak cantik dan populer, namun kehidupan rumah tangganya berantakan.

Oleh karena itu, hemat saya, jadilah orang yang kaya raya, punya pengaruh besar, juga kuat, cantik, dan populer. Jadilah demikian, karena memang kita pantas mendapatkannya selama berusaha gigih.

Namun, ada satu hal:

Tetap rendah hati dan mencintai dengan tulus.

eh, itu dua, deng.

 

Tulisan ini telah dikunjungi sebanyak 1 kali, 1,895 diantaranya adalah kunjungan hari ini.