Teruntuk: Someone

20150710_211929

Ketika aku bilang sedang menulis, sebetulnya aku tidak benar-benar menulis. Aku hanya mengetik. Kadang di layar ponsel, namun lebih sering pada keyboard laptop atau komputer. Entah kapan terakhir kali aku menulis panjang, sebanyak yang biasa aku lakukan di blog, dengan menggunakan pulpen atau pensil. Menulis yang benar-benar menulis, mungkin terakhir kali aku lakukan 3-4 tahun yang lalu saat bersurat ria dengan kekasih. Atau bahkan, mungkin, ketika SMA. Yang pasti sudah lama sekali.

Hari Selasa yang lalu, kurir JNE datang ke kantor membawa paket untukku. Dari Someone untuk Anggara. Begitulah yang tertulis di kertas tanda bukti pengiriman. Ada empat hal menarik dari paket itu:

  1. Sang pengirim enggan menyertakan namanya, dan dia tahu alamat kantorku. Warbiyasa! Saya penasaran, siapa gerangan?
  2. Kopi. Aku sedang membentuk citra diri sebagai pecinta kopi. Dan Someone membawakan aku kopi sebagai oleh-oleh.
  3. Kotak sepatu. Kopi dalam kotak sepatu akan menjadi hal terunik di 2015. Percayalah. Mungkin suatu saat dia akan memberiku sepatu dalam bungkus kopi.
  4. Surat!

Nomor yang terakhir adalah favoritku: Surat. Terlebih ditulis sendiri dengan tangannya, menggunakan pulpen, lengkap dengan tanda tangan. Tanpa mengesampingkan kopi dan segala filosofinya yang ia utarakan pada surat, namun bagiku, tulisan tangan pada secarik kertas yang terdapat pada paket ini adalah sebaik-baiknya romantisme.

Sebagai penutup, berikut aku salin kembali isi surat dari Someone kepada Anggara. Aku salin sama persis, kecuali emoticon yang tak kuketahui cara menulisnya via komputer, dan bekas tipe-x pada paragraf terakhir. So sweet, yak. Hari gini masih aja nyimpen tipe-x. Haha.

Oh, ya, siapapun kamu: TERIMA KASIH BANYAK!!!


Kepada: Angga

Katanya, apabila ada perempuan yang memberikan kopi kepada laki-laki, itu tandanya perempuan itu ingin menunjukan sisi romantisme-nya melalui kopi. Begitu pula sebaliknya.
Gue Percaya, ketika pahit dan harumnya kopi memang dapat mewujudkan secangkir romantisme.

R.O.M.A.N.T.I.S.M.E? Sial! Ke lo pula! Hihihi

Surat ini bukan berisi rangkaian abjad-abjad mesra yg penuh dng angka-angka luka.
Bukan seperti hidup yang penuh luka, walau tdk semua luka itu adalah air mata. Bisa aja tawa yang dipaksakan atau senyum yang diulum (nulis apa ya?)

Di dalam kotak sepatu ini ada 3 jenis kopi. Kopi Kintamani, Kopi Banyuatis, dan Kopi Robusta (Gue gak tau knp milih jenis2 ini. Gue bukan pecinta kopi, jadi gak tau rasa jg). Walaupun berbagai jenis, namun kopi-kopi ini dapat memberikan rasa pahit dan manis yang bersamaan. Sama seperti hidup ini, ada hal2 yg manis namun tak lupa ada rasa sakit/pahit. Terlebih ketika ssorg ingin merintis usaha baru.

Anggap saja kopi kintamani itu Angga yg bekerja di perusahaan konsultan. Banyuatis itu lo yg meristis usaha balon NF. Bali Robusta itu lo yg lg berusaha membuat blog-nya menjd “santapan” masyarakat serta memberikan kesempatan pd diri sendiri dan org lain agar dpt merangkai tulisan sehingga menjdkan cerita yang menarik.

Namun.. Kopi tetaplah kopi. Angga tetaplah Angga. Lo tetaplah lo. Walaupun lo dan kopi sama-sama hitam (: tapi tetap memberikan kenangan, inspirasi, dan semangat kp org2 di sekitarnya.
Jadi…

Semoga secangkir kopi ini (apapun jenisnya) dpt memberikan inspirasi dan menemani lo saat membuat tulisan, cerita, atau kisah-kisah indah. Sukses utk pekerjaan tetapnya, balon NF, dan blog-nya! Tetap semangat!! (Kisah cintanya juga sukses yah!)

Oh..ya… Selamat menikmati

20150707_152451

Tulisan ini telah dikunjungi sebanyak 1 kali, 308 diantaranya adalah kunjungan hari ini.