Hari Kurang Sajen
Tiga Grab Bike yang saya pesan untuk mengantar pesanan ke arah Grogol gagal semua. Grab yang pertama, dipesan jam 10 malam, tidak
Continue readingMengabadikan Ketidakabadian Diri
Tiga Grab Bike yang saya pesan untuk mengantar pesanan ke arah Grogol gagal semua. Grab yang pertama, dipesan jam 10 malam, tidak
Continue readingTernyata waktu memang bisa terbang. Tidak cuma terbang bahkan, tetapi juga melesat. Wusss. Sebelum menulis ’28 My Laif’ ini, saya
Continue reading“Kamu gak kedinginan?” “Enggak” “Rumah kamu emang di mana?” “Belakang Giant (Mega Mall Bekasi).” “Udah dapet berapa orang dari tadi?”
Continue readingSatu lagi, perempuan, yang menolak berhubungan denganku, dengan alasan sudah punya kekasih. Padahal ketika dulu kami intens berhubungan, kami sama-sama
Continue readingKita semua pasti sering menonton sebuah film lebih dari sekali. Bahkan lebih dari dua atau tiga kali. Berulang-ulang. Setelah di
Continue readingAku sangat mencintai pekerjaanku. Kata “sangat” semestinya tidak perlu ada seandainya aku punya kekasih. Kamu.
Continue readingEntah ke mana perginya kata, aku lelah mencarinya. Pasti menyusul rasa. Pasti. Logika tak perlu ditanya. Ia berjarak lebih dulu, jauh
Continue readingSetelah tulisan ini sampai pada titik terakhir, semoga tidak ada lagi kisah, tidak ada lagi nama dan drama, yang aku
Continue readingBila ada satu kemampuan ajaib yang ingin sekali kumiliki, pastilah itu kemampuan menebak perasaan. Menebak maksud hati. Tak muluk-muluk menebak isi hati orang
Continue reading“Parah banget, Anggaaaaa. Sedih banget. Mas Slamet pagi ini mau ke Semarang, pindah kerja ke sana. Sedih banget. Parah banget :(((((((.
Continue reading