Suami Istri Mengaku Tidak lagi Dua melainkan Satu, Tapi Ngeliat Handphone aja Gak Dibolehin. Wqwqwq. Lawak!
Di tengah makin menggilanya wabah Virus Corona, terselip satu topik sederhana tapi cukup menarik banyak perhatian netizen, termasuk gue, yaitu tentang batas-batas privacy dengan pasangan (pacar, suami/istri). Sebetulnya ini topik lawas banget dan udah berulang kali dibahas, tapi entah kenapa daur ulang yang kali ini tetap banyak tanggapan.
Diawali cuitan akun @ariafluttera : ” Unpopular Opinion. Kalau udah berpasangan Privasi itu udah hilang. Baik laki atau perempuan. Sehingga tiap pasangan berhak untuk mengecek HP pasanganya. kalau dilihat ga mau berarti ada yang disembunyikan. kalau main rahasia-rahasiaan mending ngedarin sabu aja.”
Kemudian tanggapan netizen berdatangan. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Ya standarlah, dalam sebuah topik pasti ada yang setujuk, ada yang tidak setuju. Yang tidak setuju, alasan mereka adalah handphone merupakan bagian dari privacy, yang mana pasangan tidak perlu tahu. Dalam sebuah hubungan, seterbuka-bukanya, tetap saja ada hal-hal privacy.
Menurut gue, sebetulnya akar permasalahnya adalah kita tidak tahu apa yang dimaksud dengan privacy. Di KBBI, privasi itu adalah kebebasan, keleluasaan pribadi.
Sepertinya netizen tidak bisa membedakan antara kebebasan pribadi dan rahasia pribadi.
Tentu handphone adalah barang privacy. Kita punya kebebasan dan keleluasaan dalam menggunakannya, tapi bukan berarti kita menutup akses pasangan kita untuk melihatnya. Sekadar melihat isi handphone kita doang masa disebut melanggar privasi?
Itu mah main rahasia-rahasiaan namanya. Kita sedang menutupi sesuatu. Masa sama pasangan yang kita janjikan sehidup semati, masih ada yang ditutup-tutupi?
Lagi pula memberi kebebasan pasangan untuk melihat/mengecek isi handphone tidak lantas membuat keleluasaan dan kebebasan kita dalam menggunakan handphone menjadi hilang kan?
Oleh karenanya gue termasuk yang menganggap bahwa handphone silakan aja dilihat, bebas mau baca-baca chat, lihat-lihat galery, dll cek kapan pun dan di mana pun pasangan kita mau.
Tapi pasangan tidak boleh asal menggunakan handphone kita tersebut tanpa persetujuan, seperti sembarangan mengambil foto , menghapus dan membuka aplikasi, membalas chat, dll. dan yang lebih penting lagi pasangan tidak berhak memaksa atau mengatur kita dalam menggunakan handphone tersebut.
Bahkan menurut hemat gue, hal kaya gini bisa diterapkan ketika masih berpacaran biar gak kagok ketika nanti menikah. Terbuka sejak awal. Ecieee ngomongin nikah. Sokbet gue ya. Haha.
Ya walaupun dalam berpacaran, risiko berpisahnya lebih besar, jadinya semakin sering gonta-ganti pacar berarti sama aja kita mengumbar-umbar hal personal ke banyak orang.
Selain itu, nyebut handphone sebagai benda privacy aja udah salah pake banget.
Handphone kita itu bisa diakses pihak lain melalui persetujuan ketika kita install berbagai macam aplikasi. Mereka bisa melihat gallery foto kita, isi percakapan, sampai history search.
Lah, orang-orang atau pihak-pihak yang tidak kalian kenal aja kalian kasih akses untuk melihat, ini masa suami/istri yang telah kita janjian sehidup semati malah gak diperbolehkan? Zzzzzz
Maka dari itu, aneh banget itu netizen-netizen yang tidak memperbolehkan suami/istrinya untuk ngeliat handphone dengan dalih privacy. Cuma ngeliat doang mah apa yang dilanggar privacynyaaa?
Trus ada yang merembet-rembet pembahasan lain, bahwa pasangan yang ngecek-ngecek handphone itu berarti insecure. Takut diselingkuhi. Gak pede. Astagaa, bodo kali pemikiran yang begini.
Kalau pasangan kita insecure, ya kita yakinkan dong. Kita tunjukan bahwa tidak ada yang disembunyikan. Kita buktikan, bukan malah dinasehati. Rasa khawatir akan kehilangan pasangan tidak akan sirna begitu saja hanya dengan mendengar petuah basi yang bisa kita dapatkan di internet.
Sudahlah beri saja keleluasan pasangan untuk melihat handphone kita. Nanti juga toh lama-lama dia akan percaya dan tidak akan lihat-lihat lagi
Tapi memang untuk menentukan barang apa saja yang privacy dan yang tidak, perlu adanya kesepakatan. Karena barang privacy tiap orang beda-beda.
Lemari itu barang rahasia dan privacy kita lho. Kita pasti risih bila lemari kita dibuka-buka dan diubek-ubek sembarangan oleh orang lain, bahkan oleh orang tua sendiri pun kita risih. Iya kan?
Akan tetapi begitu menjadi suami istri, biasanya kita memberi kebebasan pasangan kita untuk membuka, merapikan, atau menata ulang semau dia. Isi lemari tidak lagi rahasia dan privacy untuk suami dan istri.
Begitu juga handphone. Karena ada banyak rahasia di handphone kita, pasti tidak akan kita biarkan teman-teman kita apalagi orang asing untuk sembarangan melihat isinya, tapi ke istri tentu saja untuk sekedar melihat-lihat boleh dong? Wajar dong?
Sosmed itu privasi, suami/istri tidak boleh sembarangan menggunakan akun kita. Bikin status, posting foto, berbalas komentar. dll. Tapi untuk sekedar membukanya untuk melihat-lihat masa ga boleh?
Tubuh adalah privacy. Kita tidak bisa memaksa pasangan kita untuk making love, handjob, oral, nelen sperma, dll, sebab itu privacy dia. Tubuh dia. Kita juga tidak bisa memaksa pasangan untuk mengenakan pakaian tertentu atau tidak boleh mengenakan pakaian tertentu, sebab itu privacy dia. Tapi berhubung udah suami-istri, bisa melihat tubuh pasangan tanpa busana, sah-sah saja dong? Kan tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
Jelas dong ya, bedanya privacy dan rahasia?
Tapi yang paling ngehek sih mereka-mereka yang masih pacaran trus udah telanjang, udah making love, udah minta diginiin, digituin, eh giliran pasangannya mau ngecek handphone malah gak dibolehin dengan alasan privacy. Buset deh.
Badan lo umbar-umbar, giliran handphone diumpet-umpetin. Ga masuk akal.
Image diambil dari https://tinyurl.com/rpdn9n6