Sara Wijayanto adalah Kita
Sekitar dua pekan lalu, aku mendapat rezeki. Seperti biasa, handphone – yang aku gunakan khusus untuk berjualan balon – berbunyi tanda ada yang hendak memesan atau sekadar bertanya-tanya. Seperti biasa pula, aku bergegas menanggapi pesan masuk tersebut. Aku memang membiasakan diri untuk menanggapi dengan cepat semua pesan terkait Nella Fantasia (NF). Kalaupun sedang sibuk atau berkendara, aku akan menjelaskan bahwa sedang tidak bisa langsung merespons, dan nanti begitu urusan selesai atau telah tidak berkendara, aku akan langsung menghubungi kembali. Bagiku, rezeki bukan hanya tak boleh ditolak, tapi juga harus disambut hangat.
“Hallo Nella”
“Sy Sara Wijayanto”
Singkat cerita, hari itu, untuk pertama kalinya balon isi boneka NF dipesan oleh artis. Ada yang tidak tahu Sara Wijayanto? Begini, tanpa mengurangi rasa hormat, aku pun tidak tahu siapa itu Sara Wijayanto sampai ketika dia memesan balon Nella Fantasia. Karena penasaran, aku langsung googling menggunakan kata kunci ‘Sara Wijayanto”. Aku penasaran karena kalimat pertama yang dia lontarkan ketika menghubungi adalah memperkenalkan dirinya. Sebelumnya tidak pernah ada yang seperti itu. Ada dua kemungkinan yang terbersit di pikiranku:
- Dia ingin menyebut “ini lho gue Sara Wijayanto yang artis itu,” atau
- Dia tahu betul cara memulai pertemuan yang sebagaimana mestinya: memperkenalkan diri!

Dari yang saya baca di Wikipedia, Sara Wijayanto pada tahun 1994 menjadi Backing Vocal SLANK di lagu Kamu Harus Pulang, dan pada tahun 2014 dia menjadi Co-Host di acara Mister Tukul Jalan Jalan. Dan dari penelusuran selanjutnya, aku juga baru tahu bahwa pada akhir November 2015 yang lalu, Sara Wijayanto merilis mini album pertamanya. Hey, man, ternyata dia terkenal. Ke mana saja aku selama ini?
Bila kalian bertanya padaku nama-nama pemain sepak bola di seluruh penjuru dunia, kemungkinan besar aku bisa menjawab, tapi bila ditanya tentang nama-nama artis, baik tanah air maupun mancanegara, bah, jangan harap. Aku memang tidak mengikuti perkembangan dunia selebriti, terkecuali memang sedang gempar sekali. Yang terkini tentang kostum Agnez Mo yang bertuliskan huruf Arab itu, aku tahu. Juga berita meninggalnya komedian Budi Anduk, aku pun tahu. Sedangkan nama Sara Wijayanto yang bahkan sudah tampil bareng SLANK dan Tukul, aku benar-benar tidak pernah mendengarnya. Sudah lama sekali aku tidak menyaksikan televisi, terutama acara gosip artis. Kalau bukan karena sepak bola, TV di rumah tidak akan aku nyalakan.
Selaku pedagang online semester awal, aku benar-benar membutuhkan adanya sosok terkenal yang membeli produk daganganku. Tidak harus artis, tidak harus tokoh publik, selama dia memiliki banyak teman atau kenalan, bagiku itu sudah cukup. Cukup terkenal. Berhubung aku berjualan di dunia maya, berarti yang menjadi acuanku adalah jumlah teman atau followers di akun media sosial. Oleh karenanya, pada bulan-bulan pertama berjualan, aku meminta teman-temanku yang memiliki banyak teman dan followers di media sosial untuk mempromosikan daganganku. Tapi ternyata perasaan tidak enak menghantuiku, sebab mereka tidak mendapat keuntungan apapun dari mempromosikan daganganku. Sehingga pada kesempatan selanjutnya aku membikin permainan sederhana, bagi yang mempromosikan Nella Fantasia dan mendapat banyak likes/love akan memperoleh balon dariku.
Maka ketika akhirnya Sara Wijayanto membeli balon Nella Fantasia, pikiranku langsung menghayal ke sana ke mari. Pertama, aku senang akhirnya ada artis yang membeli daganganku. Aku berpikir, artis pastilah berteman dengan artis lainnya, yang artinya ada kemungkinan artis-artis lainnya itu akan menyusul membeli balonku. Selain punya daya beli, artis juga punya daya jual. Selain mendapat keuntungan dari pembelian mereka, aku juga akan diuntungkan dengan potensi lahirnya pembelian-pembelian berikutnya. Sebetulnya, semua pembeli juga memiliki potensi itu, tapi artis memiliki keelebihan tersendiri dalam hal ketenaran, kenalan, dan jaringan. Aku membutuhkannya. Yang Ke dua, bila aku mendapatkan foto Sara Wijayanto berpose dengan balon NF, kemudian aku unggah ke internet, tentu gengsi dan kredibilitas akun instagram @nf.nellafantasia akan meninggi. Dalam bisnis online, ini krusial sekali. Dan yang terakhir, yang ke tiga, yang paling aku harapkan, adalah bila Sara Wijayanto mau mengunggah fotonya yang sedang bersama balon NF ke akun media sosial miliknya. Bila ini kesampaian, Brand awarness Nella Fantasia akan terdongkrak signifikan dalam waktu cepat.
Khusus khayalanku yang ke tiga ini, aku cukup sadar diri untuk tidak berharap banyak. Aku tahu bahwa media sosial, selain untuk bersenang-senang seperti pengguna internet lainnya, juga dimanfaatkan oleh para artis untuk mencari rezeki. Mereka membuka jasa promosi produk melalui akun media sosial. Followers para artis adalah godaan yang menggiurkan bagi para pedagang, begitu juga denganku. Tapi aku menahan diri dan sadari diri untuk tidak meminta/memohon Sara Wijayanto mempromosikan Nella Fantasia di akun Instagram miliknya. Bisnis tetaplah bisnis. Aku tidak punya budget untuk membayar dia, dan aku pun bukan temannya, yang mungkin saja bisa memintanya mempromosikan secara cuma-cuma.

Seperti kepada pembeli yang lainnya, aku pun meminta Sara Wijayanto untuk foto bersama si balon kemudian mengirimkannya kepada saya, tentunya apabila berkenan. Aku tidak mau dan pernah memaksakan hal ini kepada satu pembeli pun walau sangat mengharapkannya. Tak dinyana tak diduga, dia bukan cuma mengirimkan fotonya, tetapi juga mengunggah foto tersebut ke Instagram miliknya. Satu lagi, coba lihat captionnya! Mantap!
Entah aku yang norak, atau memang ini biasa terjadi, tapi yang jelas aku mengaggap ini sebagai perbuatan atas dasar baik hati. Haha. Maaf terdengar lebay, tapi memang itulah yang aku rasakan. Kalau aku yang ada di posisi dia, aku belum tentu melakukannya. Mungkin saja aktivitas ini menghasilkan uang satu juta rupiah atau bahkan lebih, entahlah, dan aku mau meraup uang sebesar itu. Alih-alih mempromosikan secara cuma-cuma, mungkin aku malah menawarkan kerjasama endorsment. Baik, kan, dia?
Hal lain yang perlu kalian ketahui tentang Sara Wijayanto, yang sebetulnya juga baru aku ketahui selama proses jual-beli balon NF, adalah ketrampilan dia berbicara. Aku termasuk orang yang sering menilai orang lain dari cara dia berbicara, baik lisan maupun tulisan. Dan menurutku, Sara Wijayanto cakap dalam berbicara.
- Dia menulis merk Nella Fantasia dengan menggunakan awalan huruf besar.
- Dia menulis namanya, Sara Wijayanto, dan nama tempat, Kemang, juga dengan awalan huruf besar.
Ini adalah sedikit contoh yang bisa aku ceritakan ketika kami chatting. Dua hal standar banget yang seringkali tidak kita lakukan padahal sudah tahu sejak SD. Iya, kan? Entah malas, entah menganggap chatting di luar urusan kerja tidak perlu sesuai EYD, atau apapunlah alasannya, justru inilah yang membikin aku berani mengatakan Sara Wijayanto cakap berbicara. Dia juga meletakkan tanda koma dengan tepat, yang mana bahkan teman-temanku yang pintar-pintar secara akademik pun gagal melakukannya. Termasuk aku tentunya, hehe.
Bahasa paling menarik yang aku temukan ketika chatting dengan Sara Wijayanto adalah ketika dia menyebut salah seorang penghuni rumahnya dengan “orang rumah”. Menarik sekali, alih-alih menyebut supir atau sekuriti atau status orang itu, Sara Wijayanto lebih memilih menyebutnya dengan “orang rumah”. Perkataan ini terlontar ketika aku bertanya, kepada siapa balon itu akan aku serahkan. Walaupun belum tentu bermaksud bossy atau sok, tetapi tiap kali mendengar temanku mengatakan “pembantu gue”, “supir gue”, dan lain sebagianya, aku sering risih. Kalian juga, kah? So, ini juga yang mendasariku menyebut Sara Wijayanto punya kecakapan dalam berbicara. Pintar menempatkan kata.
“Anggaaaa”
“OMG! Mba bari inget hahahaha”
“Blom transfer! Maap yaaak”
“Hari ini Mba Transfer.. Ini baru balik dari Bdg”
Setelah chat itu, Sara Wijayanto mengirimkan foto bukti transfer sisa pembayaran balon. Coba kalian simak baik-baik petikan chat tersebut. Selain menggunakan huruf besar pada kata “Bdg”, dia menyebut dirinya dengan “Mba”. Haha. Berhubung aku menganggap dia punya ketrampilan bicara yang baik, maka aku merasa dia berbicara seperti itu agar terlihat akrab. Haha. Walaupun ada kemungkinan dia memang sudah terbiasa menyebut dirinya dengan “Mba” kepada siapapun.
Selain pilihan kata, yang aku kagumi dari hasil perbincangan singkat dengan Sara Wijayanto, adalah inisiatif dia untuk memberi kabar. Dia mengabariku ketika belum sempat mengirimkan pembayaran. Tidak cuma sekali dia mengabari, karena dia pun membeli balonku dua kali. Jangan malah kalian berpikir dia artis tapi kok telat membayar, melainkan inisiatif dia untuk mengabari itu yang harus dihargai tinggi-tinggi. Aku memang membebaskan tenggat waktu pembayaran bagi pembeli Nella Fantasia yang sudah membeli lebih dari satu kali, karena itu artinya aku sudah mengetahui rumah mereka atau rumah orang yang mengenal mereka. Walaupun konsekuensinya, ada beberapa pembeli yang ngaret membayar sampai sebulan lebih lamanya. Tak masalah, bagiku. Itu cuma soal waktu. *gaya ye?*. Aku hanya berusaha fair. Toh, pada transaksi yang pertama, mereka rela melakukan pembayaran di awal tanpa langsung mendapat barangnya, dan yakin aku tidak melakukan penipuan.
Lagi pula, sisa pembayaran yang belum dilakukan Sara Wijayanto ini bukan karena dia hendak membayar di akhir atau setelah barang diterima, tapi karena kami salah paham tentang harga si balon. Dia mengira harga si balon Rp300.000 sehingga hanya membayarkan sejumlah itu. Setelah saya jelaskan via WhatsApp, dia langsung menghubungi saya melalui telepon untuk klarifikasi dan konfirmasi. Luar biasa, kan? Sebetulnya hal yang biasa saja, remeh temeh, tapi jarang aku temui. Sudah terlalu banyak orang yang menggampangkan banyak hal.
Tadinya sempat kuberpikir, karena dia artis jadinya akan sombong, akan – maaf – kurang cakap berbicara, namun ternyata saya salah. Entah karena apa, kok, kalau artis identiknya dengan sombong, ya? Haha. Dan karena pada beberapa kesempatan, aku lihat di TV, artis-artis banyak yang bicaranya tidak teratur, sembarangan, terkesan tidak berpendidikan, atau malah sok intelek, aku pun jadi merasa Sara Wijayanto akan seperti itu. Haha. Tapi ternyata salah besar. Sara Wijayanto adalah kita. Dia sama aja kaya kita-kita, dalam artian positif, tentunya.
Ketika aku ceritakan hal ini kepada teman-teman, ternyata mereka berpikiran hal yang sama denganku. Pada awalnya mereka mengira artis akan menjaga jarak dengan yang tidak mereka kenal dekat. Terlalu sempit pikir sih kalau aku sampai menggeneralisasi perbincangan singkat dengan Sara Wijayanto ke semua artis. Tapi tidak ada salahnya kan berpikir positif? Kalaupun ternyata benar tidak banyak artis yang seperti itu, berarti Indonesia need more Sara Wijayanto! hahay.
Thanks, Mbak!