Perihal Memberi Hadiah
“Every gift from friend from a friend is a wish for your happiness”
Richard David Bach, penulis asal Amerika, berkata demikian, dan saya sepakat. Hadiah atau kado, apapun bentuknya, selalu ditujukan untuk kebahagiaan. Tak perlu kita perdebatkan udang di balik maksud pemberian kado tersebut. Kado yang sedang saya perbincangkan pada tulisan ini adalah kado yang diberikan dengan tulus dari hati yang paling dalam. Kado yang Anda berikan kepada teman yang berulangtahun, kepada kerabat yang baru saja melahirkan anak, kado yang diberikan kolega ketika Anda menikah, dan lain-lainnya. Kado yang seperti itu.
Tapi, nyatanya, walau kado mempunyai tujuan akhir kebahagian, memberi kado tak semudah itu. Bahagia itu sederhana, namun mewujudkan kebahagiaan tak sesederhana yang kita kira. Itulah yang kerap saya temui dalam keseharian, khususnya dalam posisi saya sebagai penjual kado @nf.nellafantasia (instagram).
Ada 2 tipe pemberi hadiah/kado, saya kira:
1. Mereka yang ingin memberikan sesuatu yang disukai oleh sang penerima kado
Tipe pertama ini, paling sering saya temui. Mereka yang tidak ingin kadonya nanti tidak disukai oleh sang penerima. Jadilah mereka serba was-was kadonya tidak diterima dengan baik. Was-was kadonya tidak berkenan. Dari jauh-jauh hari mereka dipusingkan dengan memikirkan kado apa yang hendak diberikan. Nanti ketika kado sudah terbeli, pikiran mereka dihantui perasaan ragu-ragu. Dan menjelang detik-detik pemberian kado, perut mereka mules karena khawatir kadonya tidak membahagiakan sang penerima kado.
2. Mereka yang memberi kado berdasarkan hal yang mereka sendiri sukai
Tipe yang ini cukup unik, namun bukan hal yang jarang terjadi. Suatu hari saya mendapat customer, wanita, hendak memberi kado untuk pacarnya, pria tentunya. Sebuah boneka beruang dengan riasan ala wanita, balon berwarna pink, dan sebuah tas selempang, yang bagi saya kurang laki karena tidak memiliki banyak tempat menyimpan barang. Tas kecil yang hanya punya satu tempat penyimpanan. Saya sempat bertanya kepada customer saya itu, nanti kalau tasnya tidak terpakai bagaimana? Lalu dia menjawab singkat, “Gak mungkin. Ini pemberian dari saya, pasti dia pake. Lagipula saya suka bentuk tasnya.” Begitu juga dengan boneka beruang dan pernah-pernik berwarna pink yang ia berikan kepada pacarnya. Semua itu karena dia suka, tak peduli apakah nanti pacarnya mengerenyitkan dahi atau tersenyum lebar.
Tidak ada yang salah dengan keduanya. Semuanya ingin memberi kebahagiaan. Menurut saya, mereka yang menerima hadiah pasti akan senang mendapat hadiah apapun. Seaneh-anehnya hadiah, walaupun agak membingungkan diawal, namun hati tak pernah berbohong, bahwa menerima hadiah dari orang yang kita sayang, pastilah menyenangkan.
Yang menjadi masalah, jangan sampai kita malah dibuat pusing dan tidak bahagia untuk mewujudkan kebahagiaan orang lain.
*Tulisan ini saya copas dari tulisan saya di Kompasiana*