Perihal Bersyukur
Penulis: Seorang ibu yang enggan dicantumkan namanya.
Ya.. “Ku harus bersyukur..” .. Sekali lagi kalimat itu ku ulangi dalam hati untuk diriku sendiri. Hidup ini memang tidak sempurna
namun kita bisa menjadikannya indah dengan senantiasa bersyukur.
Tergelitik juga untuk sharing mengenai rasa bersyukur ini di minggu pagi yang indah ini.
Memang tidak ada alasan yang berarti untuk membanggakan diri saat ini, tapi tetap saja ingin bersyukur. Aku memang tidak ada apa-apanya saat ini. Kalau mau ditimbang dari laporan laba rugi yang bertahun-tahun ku kerjakan di kantor, inilah periode terendah dalam hidupku.. Penghasilanku paling rendah dalam periode dibanding periode-periode lampau, apalagi jika dibanding dengan biaya periode ini…. Biaya hidupku besar berlipat naik seiring besarnya anak-anakku…
Tapi lupakan itu… Bukan maksud hati untuk mengeluh di website teman yang motonya ‘suwun ya Gusti’… Karena saat ini aku dan keluarga masih ‘Terpelihara’ olehNya. Tetap saja masih ada nasi dan baju rapi dalam kubikal sewaan kami, dan yang lebih terpenting masih ada gelak tawa diantara kami.
Terlepas dari gelak tawa tentang kekurangan kami. Julukan tertinggi aku adalah: “mama pelit”, ya anggap saja salah satu keberhasilan aku dalam mengatur keeffisienan di rumah.
Kekurangan keuangan menyebabkan banyak hal tidak ada, tapi sekaligus menyebabkan menjadinya lebih sederhana…. (He he walau ku jarang ke rumah makan sederhana.. Atau bekerja di firma dengan moto yang sama).
Iya.. Ku bersyukur buat semuanya. Terima kasih Tuhan buat semuanya. Engkau kilaukan kasihMu, menutupi segala kekuranganku. Terima kasih Tuhan…
Memang hidup ini indah dijalani dengan senantiasa bersyukur.. Ku bersyukur dengan adanya sahabat-sahabat yang mendampingiku.
Semoga harimu indah sahabat-sahabatku… Selamat berhari Minggu.