Naluri Hewan
Ada adu ayam, adu kambing, adu kerbau, bahkan adu kuda juga ada kan ya? Ada adu hewan apa lagi di Indonesia? Ya gitu deh, sepertinya orang Indonesia dilahirkan dengan watak senang mengadu. Sedang melihat pertarungan.
Trus yang tadinya hanya sekadar hobi atau iseng-iseng aja, eh lama-lama hasrat mengadu hewan semakin tinggi karena di beberapa tempat ada yang pemenangan duel-duel antar hewan diganjar hadiah. Ya manusianya sih seneng-seneng aja, tapi coba gimana hewan-hewan itu? Eh tapi hewan mah mana ngerti ya. Mereka mah ngikutin naluri aja. Ngikutin arahan tuannya. Mana bisa kita ngomel ke hewan, ”heh, kok lo mau-maunya aja sih diadu-adu gitu? goblokk luuuuuu!”
Tapi hidup punya caranya tersendiri untuk membuat semuanya lebih adil. Hewan-hewan yang semasa hidupnya sering diadu, di kehidupan berikutnya dilahirkan sebagai manusia, dan lahir di Indonesia. kakakakak. Maka bergabunglah kita-kita sekarang ini, sosok manusia dengan wataknya yang senang mengadu – senang melihat pertarungan, dengan manusia-manusia bernaluri seperti hewan. Mudah diadu.
Coba aja buka sosmed tuh, isinya sering bikin bingung sendiri. Ini temen-temen gue yang pinter-pinter, pendidikan tinggi, kerjaan bagus, tapi yang dishare kok ya konten-konten bernada mengadu atau marah. Bernada memprovokasi atau terprovokasi. Pasti dalam hatinya merasa sedang tulus berjuang demi kepentingan politik atau agama, padahal rasa-rasanya kalau berjuang atas nama kepentingan politik, atas nama agama, berdakwah, masa iya sampai hati menyakiti perasaan orang lain? Masa iya sampai hati menyinggung sisi sisi kemanusiaan orang lain? Apa iya politik dan agama yang sedang diperjuangan membenarkan cara-cara seperti itu?
Bila yang kita lakukan atas nama politik dan agama ternyata menyakiti perasaan orang lain, ya siapa tau aja bener bahwa kita ini dulunya hewan-hewan yang sering diadu. Kita adalah manusia dengan naluri hewan. Ya kita bertarung aja gitu mengikuti naluri. Ga paham betul penyebab dan akibatnya. Tapi kalau sekarang kita posisinya dengan kesadaran penuh sengaja membuat pihak-pihak lain saling bertikai, ya berarti kita memang seutuhnya manusia. Manusia yang hobinya melihat pertarungan. Manusia yang kayak gini ini hati-hati aja ntar di kehidupan berikutnya lahir jadi kalajengking, trus diadu. Hiiiiii. Dijapit-japit. Sakit banget pasti.
Oh ya, kalian termasuk yang mana?
Kalau aku sih yang mana aja bole, asal Mbaknya mau balikan.