Menjadi Pengusaha yang Sukses di Usia Muda

Bisnis itu gampang. Yang penting buat perencanaannya dulu: A, B, C, sampai Z, lalu kita lakukan AA, AB, CD, dan seterusnya. Gampang gundulmu kui, situ enak dilahirkan dari orang tua tajir melintir.

Ya tentu saja punya orang tua kaya raya adalah sebuah keuntungan (dan bukan hal yang salah), terlebih bila kekayaannya itu berasal dari bisnis pribadi. Selain tidak perlu susah payah mencari modal, sang anak juga bisa mendapatkan ilmu tentang bisnis langsung dari orang tuanya. Semudah itu. Seberuntung itu. Dan bagi saya, inilah yang menjadi pembeda antar para pemula bisnis: sumber modal dan sumber ilmu berbisnis. Tapi masalahnya lebih banyak orang yang tidak seberuntung itu.

Beberapa kali datang ke acara seminar bisnis yang nara sumbernya adalah para pelaku bisnis yang meraih kesuksesan di usia muda. Cukup dengan melihat profile-nya, saya biasanya langsung sinis berkata, “ya elah pantes aja, orang tuanya tajir melintir. Enaklahh”. Lebih-lebih lagi setelah melihat profile orang tuanya yang juga punya perusahaan pribadi, sinis saya berlipat-lipat.

Nanti di hadapan para peserta seminar mereka berkisah tentang strategi bisnis, produknya, apa-apa saja yang telah mereka raih, dan banyak hal hebat lainnya. Tapi satu hal yang ingin sekali didengar oleh para peserta namun luput mereka sampaikan: bagaimana mereka bisa memperoleh modal awal.

Ibaratnya seperti seminar tentang kiat-kiat sukses berumah tangga, tapi yang datang para jomblo. Boro-boro mikirin rumah tangga, wong nyari pasangan aja ga dapet-dapet. Boro-boro mikirin strategi promosi, branding, teknologi, dll, wong modal saja belum punya. Mungkin saja yang salah si pesertanya. Mereka salah pilih seminar. Harusnya yang mereka pilih itu seminar tentang bagaimana cara memulai bisnis, bagaimana cara memperoleh modal.

Tapi yang seringkali terjadi adalah para pebisnis muda sukses yang dilahirkan dari orang tua tajir melintir itu didatangkan/berbicara di depan mahasiswa/i, di depan orang-orang yang belum tentu seberuntung dia: punya kemudahan memperoleh modal, lebih-lebih ilmu tentang bisnis.

Ya harusnya kan kita semua paham, lebih banyak orang yang dilahirkan dari keluarga biasa-biasa saja ketimbang dari keluarga kaya raya. Banyak yang ingin memulai bisnis tapi belum punya modal, ketimbang orang yang sudah punya modal tapi bingung bagaimana cara mulai bisnis. Jadi ya hambok sekali-sekali para pebisnis sukses itu lebih rasional dalam memberi kiat-kiat. Atau para penyelenggara seminar itu lebih berbaik hati dengan mengadakan seminar bisnis untuk orang-orang yang ingin bisnis tapi modalnya nol rupiah.

Cari kerja dulu, kerja yang rajin, sembari nabung bisa sekalian belajar bagaimana cara bekerja yang baik dan tepat. Lalu kalau dirasa sudah tepat, barulah mengundurkan diri dengan baik-baik untuk kemudian memulai bisnis pribadi. Atau kalau berani lebih nekat, ya pinjem uang juga ke bank. Seperti itu kan enak.

Bekerja sebagai pegawai adalah cara paling masuk akal untuk memulai bisnis pribadi. Lebih masuk akal untuk banyak orang yang tidak bisa mendapatkan modal dan ilmu berbisnis dari orang tuanya. Tapi ya jangan kelewat muluk, ingin bisnisnya sudah gila-gilaan sebelum usia 30.

Tulisan ini telah dikunjungi sebanyak 1 kali, 164 diantaranya adalah kunjungan hari ini.