Kobe Bryant
Anjir sedih banget sumpah. Baru sekali ini gue ngerasain pilu atas kepergiaan seseorang yang gak gue kenal. Bukan cuma sekadar ga kenal, bahkan lokasi kami pun beda jauh banget. Bukan tetanggan. Kobe Bryant di Amerika, sementara gue di Bekasi.
Kok bisa ya kayak gitu? Gue memang sangat menggemari Kobe Bryant, tapi ga nyangka ternyata bisa sebegitu mendalamnya kesan yang gue dapatkan.
Gue mulai nonton NBA di tahun 2000, entah gara-gara apa. Kayaknya emang karena gue suka nonton semua pertandingan olahraga aja. Lakers yang jadi juara, dan dynamic duo Shaq – Kobe jadi protagonisnya. Tahun 2000 itu gue kelas 1 SMP. Zaman-zaman itu, menikmati pertandingan olaharaga, dalam hal ini NBA, sangat bergantung dari TV lokal dan surat kabar.
Tidak seperti sekarang yang kita bisa milih apa dan kapan pertandingan yang kita tonton, kala itu gue hanya pasrah aja stasiun TV nyiarin pertandingan tim yang mana, ya pasti gue tonton. Surat kabar kasih berita tim yang mana, ya itu yang gue baca.
Namun berhubung Lakers saat itu lagi kuat banget, jadinya mereka sering diekspos media, alhasil Lakers lah tim yang paling banyak masuk ke kehidupan gue. Mungkin itulah asal muasal gue menyukai Lakers dan Kobe. Dua tahun kemudian Shaq pindah tim, sementara Kobe tetap bertahan di Lakers sampai pensiun. Pun gue, setia nonton Kobe dan lakers sampai detik ini.
Pemain NBA zaman dulu tuh beda sama zaman sekarang. Zaman dulu, center ya posisinya deket ring. Tugasnya rebound, block, dan ambil poin dari under basket. Oleh karenanya pemain center sudah pasti diisi pemain yang postur paling tinggi besar. Guard tugasnya bawa bola, ngatur permainan, hasilin assist atau ngedrive. Guard biasanya diisi pemain dengan postur mungil. Sementara Forward biasanya pemain nanggung. Tidak paling tinggi, tapi tidak juga paling pendek. Lebih lincah dari center, bisa dribble, bisa rebound, tapi juga bisa shooting.
Nah, zaman sekarang karakteristik macam itu sudah ga jelas. Ada guard yang rajin rebound, center jago nembak 3 angka, forward megang kendali permainan. Ga jelaslah pokoknya.
Kobe Bryant adalah anomali di blantika pemain NBA kala itu. Postur tubuhnya ga jelas. Ga semungil guard pada umumnya, tapi dia lincah dan olah bolanya mulus seperti seorang guard. Loncatannya juga tinggi, terbukti dia menang slam dunk contest. Shootingnya juga bagus, dan itulah posisi yang dia ambil: Shooting Guard.
Satu lagi kelebihan Kobe: Loyal. Setelah ditinggal Shaq, Lakers mainnya ga stabil tapi dia tetep di Lakers sampai akhirnya dateng Pau Gasol, yang jadi tandem mau Kobe dalam membawa Lakers juara NBA tahun 2009 & 2010. Setelah itu pemain bintang silih berganti datang, prestasi Lakers menurun jauh, bahkan ga masuk playoff, tapi Kobe tetap bertahan sampai dia pensiun.
Yang gue suka dari Kobe, dia mainnya murah senyum. Pemain NBA itu biasa tengil, apalagi kalau abis ngedunk atau buzzer beater. Tapi tengilnya Kobe itu beda. Kayak ga songong aja gitu. Trus ciri khasnya dia, mainnya sambil gigit gigit baju. Gue jadinya kebiasanya kalau nonton dia sambil ikut-ikutan gigit baju. Trus akhirnya lama-lama malah bolong. ZZZzz . Ini beneran lho.
Gue ga research dulu sebelum dan ketika nulis ini. Murni ngalir begitu saja, numpahin semua ingatan gue tentang Kobe. Jadi maaf-maaf ya kalau ada salah.
Seinget gue dulu Kobe sempet digugat cerai oleh istrinya, tapi Kobe ga mau. Gue tau berita ini gara-gara si komentator pertandingan (yang di studio TV lokal Indonesia) memuji penampilan Kobe yang tetep bagus dan konsisten meski ada masalah keluarga. Saat itu Kobe fokunya terpecah antara main dengan mengikuti persidangan gugatan cerai selama setahun.
Dan akhirnya Kobe ga jadi cerai, dan langgeng sampai detik ini. Bahkan baru punya anak lagi. Gue waktu itu mikirnya, ya ampun biasanya yang menggugat cerai adalah si superstarnya, dan palingan juga gara-gara selingkuh, eh ini malah istrinya yang menggugat tapi si Kobenya yang ga mau. Kobe pacaran atau nikah sama istrinya ini kalau ga salah sejak mereka SMA, usia 17 tahun. Edan!
Ada satu hal lagi yang paling gue inget dan paling gue kagumi dari Kobe, dan oleh karenanya gue tulis paling akhir, yaitu Kobe ketika berkarir sebagai pemain, dia punya tim khusus yang tugas menganalisis pergerakan dia dan calon lawan. Tim ini dia gaji menggunakan uangnya sendiri untuk kebutuhan pribadinya sebagai atlet. Bukan dibayarin oleh Lakers.
Gokil ya? Seberdedikasi itu dia sama profesinya. Makanya ga heran banyak athlete dari cabang olahraga lain yang bilang bahwa Kobe itu inspirasi bagi dunia olahraga.
I love you, Kobe!
Image diambil dari https://www.google.com/search?q=kobe+bryant&safe=strict&sxsrf=ACYBGNRGc_iY0_PXEbhd-_Yh4-H80eXAYg:1580139849271&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwikq53Tj6TnAhUa73MBHf5mB3gQ_AUoAXoECBIQAw&biw=1366&bih=608#imgrc=fbQI4Pe30FFTsM: