Kendala Donasi

Ternyata mau berbuat baik tidak semudah yang dibayangkan. Gue pikir awalnya, tantangan terberat ada di fase mencari orang yang mau memproduksi hand sanitizer dengan harga terjangkau dan mencari orang yang mau bayarin biaya produksi, eh ternyata dua variabel tersebut lancar jaya.

Tidak butuh waktu lama untuk menemukan teman yang mau bikin HS tanpa mencari keuntungan, demikian halnya dengan mencari teman yang mau jadi donatur untuk membiayai produksi. Pekan pertama, 22-29 Maret, donasi yang terkumpul sebesar 6 juta rupiah atau setara dengan 300 botol. Lalu di pekan kedua yang baru aja gue tutup (29 Maret-5 April), terkumpul 2.5 juta rupah atau setara 125 botol.

Jadi total selama dua pekan, gue atas nama Nella Fantasia telah mengumpulkan donasi dari teman-teman sebanyak 6 juta rupiah atau sama dengan 425 botol hand sanitizer ukuran 60ml.

https://www.instagram.com/p/B-UFfYjDJao/
https://www.instagram.com/p/B-mBdvmjQIq/


Sayangnya 300 botol batch pertama sampai dengan tulisan ini dibuat, belum juga didistribusikan karena mendapat kendala dari sisi pengadaaan botol.

Asem banget memang. Botol padahal bukan hal krusial, tapi malah jadi hambatan, bahkan sejak awal. Tadinya sempat kesulitan mencari yang harganya sesuai budget karena tetiba harga botol pada naik, namun giliran sudah mendapat yang murah, eh malah barangnya terlambat tiba.

Gue mesen botol dari tanggal 26 Maret di Shopee dari seller bernama Kezia, lokasi dia di Surabaya. Pihak Seller mengirim barang dari tanggal 28, estimasi tiba di rumah gue tanggal 30 Maret, eh ternyata baru sampai tanggal 2 April. Zonk banget.

Kronologinya

Ketika tanggal 30 masih belum sampai, gue pikir ya udah tunggu sampai besok. Eh ternyata tanggal 31 belum juga sampai. Beberapa kali menghubungi call center J&T tapi jawabannya sama: sedang dikoordinasikan. Payah banget.

Saking sudah ga sabar menunggu kabar J&T, akhirnya pada tanggal 01 April gue dateng ke agent yang di Jatibening untuk mengambil sendiri si botol karena di web tracking J&T tercantum bahwa pesanan botol udah sampai di agent Jatibening.

Eh kata si agent di sana, setelah ngecek di gudang, botol gue tidak ada. Menurut mereka kemungkinan sedang dibawa kurir. Kemudian gue dikasih nomor kurir supaya bisa koordinasi langsung.

Gue hubungin si kurir yang bernama mas Ipul, dan dia bilang barangnya tidak ada. Dia menjanjikan akan mengecek barang di agent Ratna, karena berdasarkan pengalaman dia, seringkali barang yang seharusnya di drop dari Pondok Melati ke Jatibening, nyasar ke Ratna.

Keesok paginya, Mas Ipul berhasil menemukan si botol di agent Ratna. Gue minta tolong mas Ipul untuk drop itu botol ke Jatibening, biar gue aja yang ngambil daripada nyasar ke mana-mana lagi. Akhirnya pada tanggal 2 April botol ada di tangan.

Karena si botol baru tiba tanggal 2 April berarti gue tidak bisa memenuhi janji yang gue sampaikan di sosial media bahwa untuk HS batch 1 akan didistribusikan pada Hari Rabu atau Kamis.

Wong tadi malam aja gue baru selesai ngisi cairan ke 300 botol sekalian masang label HS. Jadinya sekarang tubuh lelah, gak kuat keliling.

Mohon maaf, ya, teman-teman, karena tidak memungkinkan membagikannya pada pekan ini.

Ada kendala lainnya lagi, yaitu soal label. Awalnya gue gak ada rencana membuat label. Si botol dibiarkan telanjang saja, karena membuat label pasti butuh cost. Kan sayang aja uangnya, mending untuk dibuat bikin cairan HS.

Eh ternyata ada kode etik untuk produksi cairan kimia, harus mencantumkan keterangan volume isi botol, kandungan yang ada di dalamnya, dan safety warning seperti jangan kena mata, jauhkan dari anak kecil dll. Mau gak mau mesti buat.

Gue design sendiri labelnya, lalu kirim filenya ke percetakan pada tanggal 01 April, eh lagi-lagi dapet kendala.

Ketika si label sampai di rumah, pada tanggal 2, si label cuma tercetak setengah badan. Jadi kaya kepotong gitu. Mau gak mau ya mesti revisi, tapi kata pihak percetakannya, syaratnya harus mengembalikan produk yang salah cetak. Alhasil gue kembalikan lagi ke percetakan.

FYI, biaya ojek online untuk ngambil label sebesar Rp25rb, lalu karena gue mesti kirim balik lagi ke sana untuk revisi berarti keluar Rp25rb lagi, kemudian hasil revisi gue ambil lagi dengan biaya Rp25rb.

Ada-ada aja kan, berarti total transportnya 75ribu rupiah dan butuh waktu 2 hari yang terdiri dari 3 kali bolak balik.

Hari ini, Minggu 5 Maret, 300 botol batch pertama sudah udah siap. Tapi yang batch kedua sebanyak 125botol masih belum. Gue lagi proses beli botol lagi. Rasanya akan lebih hemat waktu kalau si 300 dan 100 gue distribusikan berbarengan aja kali ya?

Gue mohon izin teman-teman untuk mendistribusikan total batch 1 & 2 sebanyak 425 botol pada Hari Sabtu dan Minggu depan ya. Mohon maaf sedalam-dalamnya atas keterlambatannya.

Terima kasih

Tulisan ini adalah kelanjutan dari http://cekinggita.com/ayolah-tidak-bisa-kita-hanya-dirumahaja/ dan http://cekinggita.com/berbagi-hand-sanitizer-gratis/

Tulisan ini telah dikunjungi sebanyak 1 kali, 109 diantaranya adalah kunjungan hari ini.