Kantor – Pukul Setengah Empat Sore
Beberapa tahun yang lalu, saya dan kekasih – yang kini sudah menjadi mantan – menonton film tentang kehidupan di atas awan. Sayangnya, saya lupa judul filmnya apa, tapi intinya film itu bercerita tentang kebahagiaan. Kebahagiaan yang, pada setengah jam pertama film tersebut, digambarkan sebagai hal yang mustahil terjadi.
Pada saat perjalanan pulang, saat itu sudah lewat tengah malam karena kami nonton yang midnight, kekasih saya bertanya dengan hati-hati, “Menurutmu kita bisa terus bersama?”
“Ya, semoga aja cerita di film tadi bisa menular ke kisah kita,” jawabku, juga dengan hati-hati.
Setengah empat sore, di tempat kerja, saya tuliskan ini. Dari mata jendela kulihat langit tidak begitu cerah, jauh berbeda dengan yang terjadi di ruangan ini. Semua bergembira, bercanda, sambil sesekali mencoba fokus menatap ke arah komputer. Sesekali saja, karena setelah itu handphone atau teman di kanan-kiri akan lebih menarik untuk dipandang ketimbang kerjaan yang tiada habisnya.
11 bulan yang telah lalu, saya rasa, tidak ada yang mengira hari seindah ini benar-benar ada. Benar-benar nyata.
Beberapa jam setelah ku tuliskan ini, mungkin, salah seorang dari mereka akan membacanya. Dan, saat itu, saya sedang menulis kisah yang lain. Puisi untukmu, mungkin.
Selamat sore.