Gue Keturunan Prabu Brawijaya (Raja Majapahit)
Udah sejak lama gue tau bahwa eyang gue nyimpen kertas silsilah keluarga. Kayaknya malah dari zaman gue masih SMP, hanya saja dulu gak tertarik untuk membahas atau menceritakannya ke orang lain. Siapa yang bakal percaya bahwa gue keturunanan raja, dan lagi pula apa juga manfaatnya bagi-bagi teman-teman yang mendengar? Gak bakal bikin mereka berujar bangga, “eh anjir ternyata temen gue darah biru, brooo!” Enggak. Gak bakal.
Tapi dari pada bengong bingung mau ngapain gara-gara pamdemi, gue minta tolong nyokap untuk nyariin itu kertas soalnya gue gak tau disimpen di mana dan bahkan sempet mikir palingan udah ilang. Eh ternyata ketemu.
Sekarang gue pingin membahasnya, di sosial media. Selain gue tulis di blog, gue sebar juga di Twitter @cekinggita dan videonya gue simpen di Youtube. Linknya video ntar gue copas di akhir tulisan.
Biar apa gitu dicerita-ceritain ke khalayak? Ya siapa tau aja ada yang tertarik mengecek kebenarannya. Bisa aja ternyata salah kan? Lalu ini kalau diliat-liat bagan keturunannya, bisa aja besok-besok dibikin reuni akbar keluarga keturunan Prabu Brawijaya.
Iya, gue keturunan Prabu Brawijaya. HAHAHAHAHAHAH.
Gue gak tau ini nama jenis kertasnya apa. Tipisnya kaya kertas koran trus ini warnanya kuning gitu, sepertinya karena dekil atau karena jenis kertas zaman dulu kaya gini semua. Entah.
Lembaran pertama (yang tadi gue posting di atas) kertasnya melebar gitu seperti A3. Sepertinya merupakan bagan utuh silsilah keluarga. Ditulis pakai tangan, bukan hasil ketikan mesin. Huruf sambung. Warna tintanya hitam pekat.
Selain tertulis nama-nama tokoh, ada garis-garis vertikal, horizontal, dan diagonal, baik yang garis lurus maupun putus-putus, yang melambangkan hubungan antar tokoh. Ada tercantum keterangan juga bahwa kalau raja simbolnya apa, lalu simbol laki-laki, perempuan, simbol menikah, dan penjelasan bahwa angka di dalam kurung itu artinya jumlah anak.
Lembaran selanjutnya, ukuran kertasnya setengah lebih dari kecil dari lembaran pertama. Sepertinya menjelaskan bagan utuh di lembaran pertama. Ditulisnya tersusun ke bawah dengan urutan angka dan huruf, bukan menggunakan garis silsilah seperti lembaran pertama. Lembaran yang ini dan setelahnya ditulis rapi menggunakan mesin ketik. Cuma ada 3 lembar sih, padahal seinget gue dulu ada banyak. Berlembar-lembar. Sepertinya ada yang hilang.
Ada tulisan tangan menggunakan bulpen tinta merah, gue agak kesulitan membacanya.
Kalau berdasarkan kertas silsilah itu, tokoh yang ditulis paling awal, paling pangkal atas, adalah Prabu Brawijaya Majapahit, dengan garis vertikal ke bawah yang sepertinya menunjukan bahwa nama-nama berikutnya adalah garis keturunannya, yaitu Batara Katong, R. Patah, R. Damr, R. Bondan Kejawan, dan Nyai Pengging.
Nah gue berasal dari yang keturnan dari R. Bondan Kejawan. Dan memang dalam kertas silsilah ini tidak tercantum garis keturunan dari 4 nama lainnya. Hanya ada dari garis keturunan R. Bondan Kejawan.
Siapakah itu R Bondan Kejawan?
Dari hasil penelusuran di Google, lebih tepatnya Wikipedia, ternyata R.Bondan Kejawan adalah putra ke 14 Prabu Brawijaya, yang merupakan raja Majapahit terakhir. Ibunya bernama Putri Wandan Sari, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri Prabu Brawijaya, Dewi Dwarawati.
Ketika dilahirkan, R Bondan Kejawan diserahkan ke Ki Buyut Masahar untuk dilenyapkan atas permintaan Prabu Brawijaya sendiri karena menurut ramalan para ahli nujum anak ini kelak akan membawa keburukan bagi Kerajaan Majapahit. Akan tetapi anak ini justru dipelihara oleh Ki Buyut Masahar.
Singkat cerita, R Bondan Kejawan menikah dengan Dewi Nawangwulan, kemudian memiliki keturunan, dan keturunan-keturunan setelahnya ada tokoh yang bernama Panembahan Senopati, yang merupakan pendiri kerajaan Mataram. Ini dari hasil Wikipedia lho ya. Gue gak tau kebenaran sejatinya seperti apa. Tapi ada juga kemungkinan gue yang salah menangkap penjelasan dari Wiki.
Ini artinya, gue selain keturunan Raja Majapahit, ada kemungkinan gue juga keturnan Raja Mataram. Ngeriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, Brooooooooooooooooo. Hahaha.
Eh gak tau juga deng, apakah (eyang) gue termasuk garis keturunan dari anaknya R Bondan Kejawan yang menjadi pendiri Mataram atau bukan. Bisa aja garis keturnan dari anaknya yang lain.
Gue gak paham cara baca silsilahnya, karena di lembaran berikutnya, di bagian paling atas tertulis: Raden Tumenggung SUMODIWIRYO – Bupati Kaliwungu ke VI (Perang Pakoweh Tahun 1746 – Gubernur Vab Inhoff). Nah harusnya sih, berdasarkan kertas silsilah ini, gue adalah keturunan dari Raden Tumenggung SUMODIWIRYO, yang gue gak tau dia ini hubungannya apa sama R Bondan Kejawan.
Di lembaran berikutnya, ada tertulis huruf (q) dengan keterangan R. Reksodisaputro – Assisten Wedon Mijen (Putra dari R.T HHadinegoro Demak ke II). Gue coba Googling tapi gak ada penjelasan apa-apa dari nama tersebut, padahal dari dialah gue berasal.
Dia punya 11 anak, yang mana nomor 9 bersama Rr Kustinah Wurosuharjo. Beliau Eyang Buyut gue. Eyang Yut punya 6 anak, yang nomor 4 bernama Sugiarso. Nah ini Eyang Kakung gue, Bapaknya Nyokap gue. Di situ tertulis Sugiarso x Sri Worodati: Yun, Eti, dll.
Sri Worodati itu Eyang Putri. Sementara Yun dan Eti adalah Bude gue. Nyokap anak nomor tiga, tapi sayangnya gak tertulis di kertas silsilah. haha.
Kalian gimana, punya kertas silsilah juga gak? Jangan-jangan kita saudara jauh.
Oh ya, ada yang bisa dan tertartik memastikan kebenarannya?