Gara-Gara Vlog
Hari Sabtu yang lalu, gue berkesempatan bikin video bareng Hepi dan Iwan untuk membahas kehidupan asmara gue yang sampai usia 30 belum juga menikah. Video bisa dilihat di sini.
Inti dari video tersebut, menurut mereka, gue terlalu memiliki banyak prasyarat untuk sekadar pacaran. Cuma pacaran lho ya, belum menikah. Ya karena belum punya ini, punya itu, tidak sempat ini, tidak sempat itu, perempuannya kurang begini, kurang begitu, perempuannya terlalu begini, terlalu begitu.
Gue emang gitu sih, merasa gak mau buang-buang waktu dan tenaga lagi untuk sesuatu yang jelas-jelas tidak cocok. Lelah banget rasanya menjalin hubungan asmara sama orang yang jelas-jelas tidak cocok atau tidak mungkin. Hal yang dulu acapkali gue lakukan.
Gue pasti langsung mundur ketika mengetahui ada satu dua hal prinsipil yang menurut gue tidak cocok. Tapi menurut Iwan, gue udah gak mungkin mendapat yang gue mau, sementara menurut Hepi, gimana gue bisa tau perempuan tersebut cocok atau enggak kalau gak dicoba pacaran dulu. Jangan hanya gara-gara satu dua hal, trus langsung mundur.
Semenjak pertemuan tersebut gue langsung jalan dengan beberapa perempuan. Random. Bahkan walaupun gue tahu perempuan ini biasa aja sama gue, bahkan walaupun gue tau perempuan ini gak cocok sama gue. Ya gak ada salahnya dicoba dan mengikuti saran teman, pikir gue.
Tapi, setelah gue coba, ternyata emang bener perkiraan gue di awal. Bahwa ritme hidup gue sekarang berbeda dengan dulu. Gue kelimpungan menyesuaikan jam kerja dan istirahat. Gue harus menelantarkan kerjaan gue untuk jalan. Bahkan ada perempuan yang merasa gue annoying karena terlalu ribet menyusun waktu, seakan gue gak fleksibel. Dan itu memang benar. Gue harus konsekuen dengan pilihan hidup, yang mana membutuhkan fokus 110%. Itulah kenapa gue selama ini memasang tembok rapat-rapat agar tidak dulu banyak bermain, apalagi yang urusannya asmara-masaraa,. Semata-mata karena gue belum punya waktu yang memadai untuk dicurahkan ke hal selain bekerja. Kali ini saran Iwan dan Hepi tidak sesuai dengan hidup gue.
Selain itu, gue juga udah merasa males banget meluangkan waktu atau mengorbankan waktu untuk perempuan yang jelas-jelas gak cocok. Bukan bermaksud sok lho ya. Gue cuma berusaha sepragmatis mungkin.
Gak mau menyianyiankan waktu.