Empat Hobi yang Seharusnya Digeluti oleh Kaum Cebong dan Bukan Cebong.
Facebook kian menyebalkan saja. Kalau soal penyalahgunaan data pribadi pengguna mah tidak begitu menyebalkan bagi saya, wong saya ini cuma manusia biasa yang tempatnya salah, jadi ya saya merasa diri ini sudah melulu salah sebelum disalahgunakan. Satu hal yang belakangan ini bikin saya senewen sama Facebook adalah isi beranda saya yang gak jauh-jauh dari isu politik. Hih!
Sekarang ini teman Facebook saya terbagi dalam dua kelompok besar:
Pertama, yang sudah susah payah dilahirkan, dirawat, dan dibesarkan, eh sekarang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang mengisi hari demi harinya dengan ngeshare berita politik dengan tambahan embel-embel “cebong mah mana ngerti!”
Duh gimana coba perasaan para Ibu yang melihat anaknya kaya gini ya?
Lalu kelompok besar yang kedua adalah teman-teman Facebook saya yang menghabiskan masa mudanya dengan belajar siang malam agar lulus SD, SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi, tapi sekarang setelah menjadi manusia cerdas dan merdeka malah mengisi waktu luangnya dengan ngeshare berita politik sambil menambahkan embel-embel #DiaSibukKerja.
Lah anjir, Presiden sibuk kerja tapi lo sibuk Facebookan mah buat apa juga kaleeeee???
Gara-gara semakin banyaknya postingan politik macam gini ini saya hampir saja bikin gerakan Anti Facebook di Facebook, tapi kan kesannya jadi kurang elegan ya. Jadinya mendiing saya sodorkan saja empat hobi yang dapat teman-teman sekalian pilih agar postingan Facebook kalian tidak melulu tentang politik.
Saya yakin banget, ketiadaan hobi dalam hidup kalianlah yang menyebabkan postingan Facebook kalian hanya politik, politik, dan politik saja. Iya apa Iya?
Tenang saja, saya tidak akan menyarankan kalian untuk liburan, seperti yang banyak didengang-dengungkan anak-anak Twitter bahwa orang yang suka marah-marah pasti orang-orang yang kurang liburan. Kalau hobi saja tidak punya, dugaan saya, teman-teman pasti juga tidak punya uang, kan?
Liburan itu mahal, kalian tidak akan kuat, biar anak Instagram saja.
1. Hobi sepakbola
Bebas pilih, mau hobi main sepakbola lapangan besar, hobi main futsal, atau hanya sekadar hobi nonton sepakbola. Tidak masalah. Yang penting hobinya berkaitan dengan kegiatan sepak-menyepak bola.
Orang-orang yang hobinya sepakbola, saya lihat-lihat di beranda Facebook, pasti postingannya tidak jauh-jauh dari ulasan sebelum pertandingan, ejek-mengejek hasil akhir, atau foto-foto ketika pertandingan. Menyenangkan sekali. Hidup terasa sehat dan berwarna.
Yang saya suka dari anak bola, sebentrok-bentroknya mereka di Facebook, tidak akan pernah terdengar teriakan kafir atau hastag tahun depan ganti klub kesayangan. Laku hidup anak-anak bola memperlihatkan bahwa mereka bisa merayakan perbedaan dengan cara yang menyenangkan.
Sayangnya hobi sepakbola terlalu kelaki-lakian, padahal banyak juga teman-teman Facebook saya yang perempuan yang ikut terjerumus dalam postingan politik.
2. Drama Korea
Saya fine-fine saja bila beranda Facebook saya dibanjiri ulasan drama –drama Korea terbaru atau video kehidupan artis-artis korea, meskipun saya sadari betul tidak ada satu hal postif pun yang dapat saya ambil dari postingan tersebut untuk kehidupan saya.
Hitung-hitungan saya begini. Bila dalam sehari kita menghabiskan waktu nonton drama Korea selama 2 jam + ngeshare informasi seputar drama Korea di Facebook sekitar 1 jam + bekerja/belajar selama 8 jam + berkutat di perjalanan sebanyak 3 jam + makan/mandi/ngobrol bersama keluarga dan teman selama 3 jam, maka total waktu yang terpakai sudah sekitar 17 jam dalam sehari. Belum lagi kita pasti butuh waktu untuk ibadah dan tidur.
Jadi tidak ada lagi tuh waktu luang untuk posting politik.
3. Baca Buku
Anda laki-laki tapi tidak suka sepakbola? Atau Anda perempuan tapi tidak suka drama Korea? Tenang, tidak perlu khawatir, teman-teman tetap dapat selamat dari keracunan postingan politik dengan membaca buku.
Hobi membaca buku, selain membuat pengetahuan luas, juga dapat mempertemukan teman-teman dengan pasangan hidup. Berbeda dengan sepakbola yang didominasi kaum pria dan drama Korea yang digandrungi oleh sebagian besar perempuan, buku tidak dimonopoli salah satu gender.
Patut dicoba untuk laki-laki jomblo: baca sampai habis Buku Dilan 1990, lalu ulas di Facebook. Yakin deh, nanti ketika gebetanmu lihat, dia pasti berasumsi bahwa kamu seromantis Dilan. Dan tak lama kemudian dia akan mengomentari tulisanmu.
Itu bisa jadi pintu masuk ke tahapan selanjutnya. Kamu bisa ajak dia dinner dengan alasan membahas buku bersama-sama.
Sedangkan bagi teman-teman perempuan yang sedang mencari pasangan hidup, datang saja ke toko buku. Kamu bisa menebak karakter laki-laki dari jenis buku yang dia cari.
Kalau dia berjam-jam di rak buku komik, pasti dia laki-laki ceria dan kaya imajinasi. Kalau dia ada di rak buku gaya hidup, bisa dipastikan dia adalah laki-laki metroseksual. Tapi ingat, jangan sekali-sekali dekati yang berada di rak buku politik. Nanti beranda Facebookmu penuh dengan ujaran kebencian.
4. Musik
Beranda Facebook saya lumayan sering dihampiri postingan video klip. Entah maksudnya untuk berbagi lagu-lagu hits, atau ada maksud curhat terselubung via lirik.
Tapi itu tidak masalah. Saya malah berharap teman-teman Facebook yang menyukai musik sering-seringlah berbagai video klip terbaru kesukaanmu, karena dengan mendengarkan lagu, saya jadi rileks dan bersemangat.
Selain itu, yang asyik dari anak-anak musik adalah ketika kamu bilang terang-terangan maniak terhadap salah satu genre, tidak akan ada ceritanya kamu dimusuhi. Malah bisa saja makin banyak yang meminta berteman dengan kamu.
Coba di politik. Kalau saya bilang dukung Pak Prabowo, bisa-bisa langsung di-unfriend oleh teman-teman yang pro Pak Jokowi. Begitu pun sebaliknya. Haduh.
Lalu, sama halnya dengan membaca buku, musik juga banyak digemari oleh laki-laki dan perempuan, jadi menurut saya, hobi bermusik akan mengurangi postingan-postingan politik secara masif.
Contoh, kita posting lagu A, lalu pacar kita membalas posting lagu B, trus selingkuhan pacar kita merespon dengan posting lagu C, kemudian ada orang yang GR merasa itu buat dia kemudian ikut-ikutan merespon posting lagu D. Begitu terus ra uwis-uwis, sampai akhirnya tidak terlihat satu pun postingan politik.
5. Memadu kasih
Nah ini nih hobi yang paling mujarab menyembuhkan atau mengalihkan kita dari belenggu postingan politik.
Saya termasuk kubu yang meyakini bahwa politik hanya digeluti oleh orang-orang yang rumah tangganya tidak bahagia.
Karena sesungguhnya, bila benar tujuan utama politik untuk membuat dunia bahagia, maka yang pertama-tama harus dibahagiakan adalah lingkup terkecil dalam diri sendiri, yaitu keluarga. Bahagiakanlah dulu keluarga masing-masing. Tidak usah repot-repot mikirin kedamaian bangsa.
Caranya yang paling sederhana gimana? Ya tentu saja dengan memadu kasih. Suami dengan istri, orang tua dengan anak, dan sebaliknya. Itu saja sudah cukup.
Dengan sibuk memadu kasih, pasti sudah tidak ada lagi tuh namanya waktu luang untuk berbagi #2019GantiPresiden, #2019GantiWakilPresiden, atau #DiaSibukKerja, karena dari pagi sampai malam kita hanya sibuk mengurus keluarga masing-masing, dengan semboyan:
#2019RutinKasihKadoUntukIstri,
#2019MasakinMakanMalamUntukSuami
#2019PerbanyakWaktuUntukOrangTua
#2019BeliinAnakSepatuBaru
#2019PerbanyakCintaKasih.
Silakan pilih hobi mana yang paling pas untuk teman-teman. Yang mana saja boleh, asal mampu menghentikan postingan politik cebang cebong tidak jelas.
*Foto diambil dari Flickr
*Sebelumnya pernah diposting di Facebook ‘May 4 at 11:38pm’