CAPITALISM LOVE STORY
Penulis: Martha Tiana Hermawan
“Lanturan namun relevan, setelah dijajah Belanda dan Jepang kini dijajah singapur”
Ya memang, dalam hematku, sebuah metamorfosa dan hijrah pemikiran belum sepantasnya dimulai jika memang kita belum memiliki kekuatan untuk menghadapi perang pemikiran, benar sekali bahwa setiap peristiwa hijrah memang sangat menjanjikan kemenangan. Namun perlu diingat, kemenangan disini masih bersifat subyektif, karena kapasitas kemenangan bisa sebegitu mudah dimaknai oleh pribadi sendiri.
Orang yang belum sama sekali memiliki penglihatan secara jernih terhadap hukum pertumbuhan manusia dan tidak berkaca pada kejadian sebab akibat, akan sangat mudah tergerus dengan pergeseran visi serta energi dalam hidupnya. Hidupnya hanya akan terhabisi dengan kesiasiaan karena energy yang ada dalam hidupnya hanya tertuju pada visi pendek dan destruktif bagi diri sendiri dan orang lain. Pribadi yang bekerja untuk membentuk menara kebesaran harta, dengan harta-harta haram dengan cara memeras, harta orang lain. Secara tidak langsung memang ia adalah orang yang melalukan hijrah dalam hidupnya. Namun orang yang demikian itu bukannya melakukan hijrah untuk peningkatan dalam hidupnya dan perbaikan diri, tetapi malah menjatuhkan martabat diri sendiri dan secara tidak sadar telah menggali lubang kenistaan untuk kematian dalam hidupnya. Itulah jebakan kemerdekaan manusia yang diciptakan tuhan untuk manusia.
Meminjam pemikiran aristoteles mengenai proses, ia berkata bahwa sesungguhnya semua makhluk hidup sesungguhnya bergerak menuju proses penyempurnaan (teleologis). Pernyataan ini benar sekali. Dalam setiap tataran kehidupan, di tataran kelas manapun itu dan dalam aspek apapun, semua makhluk hidup terutama manusia, pasti selalu menderapkan kaki-kakinya untuk melangkah maju dalam pencapaian yang lebih baik. Ekonomi semisalnya, seorang manusia tidak akan pernah puas dalam keadaan nya, ia akan selalu membuka buku kehidupan demi meraih dirinya dalam tataran yang lebih baik, terutama dalam kebutuhan hidupnya. Sekalipun ia hanya pedagang kecil. Karena manusia tidak lebih terdiri dari partikel keinginan dan kepuasan. (animal ratio). Begitupun yang terjadi dalam keadaan pemikiran seseorang,di situasi tertentu dalam kehidupan manusia akan menggunakan kemampuan berfikirnya untuk menantikan status eksistensi yang terpuaskan. Ia akan mempelajari dari manapun dan sampai kapanpun, hingga ia benar-benar terpuaskan dan mendapatkan jawaban walaupun hanya secara subyektif.
Tapi mengapa ini sungguh menggelitik, tanpa bermaksud menyinggung namun ada sebuah kisah dalam pra-kondisi sebuah dunia kerja, dimana terdapat sebuah perusahaan Pt. Air susus Iblis yang bergerak dalam bidang sumber daya manusia (SDM) begitu manifesto nya atau retorika nya. Menjalankan sebuah sistematika dengan ISO (International stadart organization) mampu menjadikan karyawan yang berkualitas dan berkredibilitas tinggi itu yang Pt.Air Susu Iblis jual kepada calon calon Klien nya. Perusahaan yang bertaraf Asia (katanya) namun hadir di Nusantara dengan seorang kapitalis asal negri yang hanya seluas jakarta barat dan berpenduduk asli bangsa Negrito. Dengan meng-kawini penduduk lokal nusantara berarti juga mengukuhkan kebangsaan dan status perusahaan nya agar perizinan dan pajak menjadu mudah dan murah (IRONI). Kapitalisme tetap kapitalisme jika bukan lahan sumber daya alam nusantara yang sangat kaya pastilah yang dikeruk adalah sumber daya manusia (SDM) di Nusantara ini, walaupun ahli dalam manajemen SDM namun itu juga menjadi senjata dalam mengancurkan karyawan yang juga penduduk lokal dan meng-injak-injak konstitusi nusantara, teori lama masih menjadi senjata utama jika karyawanya sudah bekerja selama hampir lebih satu tahun maka peraturan nusantara mengharuskan perusahaan jika mem-phk karyawan tersebut harus memberikan pesangon minbimal 12 x upah/gaji, namun hal itu dilanggar Pt.Air Susu Iblis dengan berbagai cara agar karyawan pekerja nya mengundurkan diri dan menggugurkan hak pekerja untuk mendapatkan pesangon. Dari mulai menindas secara psikis dilingkup kerja hingga memberikan pekerjaan yang berat, “Kejahatan psikis adalah kejahatan yang dapat melebihi kejahatan fisik” (Sigmund freud). Ini merupakan kejahatan dan kemiskinan akademis, tirani ekonomi dari sang kapitalis parahnya lagi praktek ini dilakukan di daerah yang nama jalannya merupakan nama dari jendral besar nusantara yang jelas-jelas sangat membenci imprealisme dan penjajahan serta penindasan dalam bentuk apapun. Mau dikata apalagi prespektif masyarakat Nusantara memang sudah sangat destruktif, misal jika melihat bule sudah seperti melihat malaikat yang memiliki banyak uang dan kita menjilatinya.
Ini jelas menghancurkan nasionalisme dan mengkerdilkan bangsa Nusantara. Memang benar dalam status pemikiran manusia, terkadang orang yang terkungkung dalam lubang kegelapan (Black Hole), bawah sadar seseorang yang menyimpan kenangan pahit menuntut kompensasi dan substansi. Serta melalui proses berfikir maka akan bisa men-design kehidupan dalam sebuah tatanan keabadian berfikir dan berprilaku, tidak dengan tindakan sporadis yang mengedepankan sikap fatalist. Karena hijrah yang memahami dan mengerti pasti menjanjikan sebuah kemenangan. Lawanlah kapitalisme !!!
Karena berhenti dalam berfikir maju, sama saja menanti kemunduran kehidupan.
Serta menanti keburutungan dalam hidup, sama saja tidak berfikir sebelumnya.
Lawanlah penindasan karena sungguh ia menjanjikan sebuah kemenangan..!!