Aku Benci Harus Terus Berjudi
Jika judi itu dosa, maka Desember empat tahun yang lalu, aku kira, adalah dosa terbaikku. Taruhannya bukan lagi uang atau harta benda yang dapat dicari lagi, melainkan masa depan. Andai saja dulu aku tidak bersikukuh mengakhiri hubungan ini, aku rasa, hidup kita masing-masing tidak akan secemerlang sekarang.
Kamu belum tentu bisa sekolah setinggi ini, dan yang lebih utama lagi, kamu jadi bisa merasakan punya pacar yang satu suku dengan bibit bobot bebet unggul. Begitu juga denganku, yang belum tentu berani berdagang seperti sekarang ini bila kita masih bersama. Ditambah lagi kesempatan berpetualang dari satu perempuan ke perempuan lainnya, sejak hari itu.
Coba bayangkan seandainya kita masih bersama. Jam belajarmu pasti terhambat, sebab harus memastikan keberadaanku tidak genit ke sana ke mari. Fokusmu terbelah untuk hal-hal yang menjadi biang kekhawatiranmu sejak pekan pertama kita pacaran. Aku pun tidak kalah terhambatnya karena pasti tidak berani meninggalkan pekerjaan kantoran demi usaha yang tidak seberapa ini. Aku bahkan tak berani membayangkan apa yang akan dikatakan orang tuamu, begitu mengetahui pacar anaknya yang bukan Batak ini tidak punya pekerjaan tetap.
Jika judi itu dosa, maka semua manusia di muka bumi pastilah berdosa. Hidup adalah sebuah perjudian, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi nanti, satu detik lagi, satu tahun lagi, sesaat lagi. Kita hanya bisa menebak dan mencoba dengan berbagai pertaruhan. Dan menjalin hubungan denganmu adalah sebuah perjudian yang sangat panjang dan melelahkan.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, aku kangen kamu.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, aku ingin tau kau sedang apa.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, aku minta maaf atas semua yang telah terjadi.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, aku ingin bertemu denganmu.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, aku tak bisa berhenti memikirkanmu.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, hanya kamu yang dapat membuatku konsisten jatuh cinta.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, mau semenyebalkan apapun, kamu dapat membuatku kembali tertawa.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, kamu egois tapi aku suka.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, bukan yang seperti ini yang aku kira akan terjadi, bahwa aku tidak bisa berhenti menulis tentangmu. Tentang kita.
Aku benci harus berjudi dengan mengatakan ini, lain kali akan kutuliskan lag, yang lebih panjang, kisah tentangmu.
Aku benci karena terus menerus berjudi tentangmu.
*Bila kebetulan kau membaca ini, tolong baca pesan rahasiaku pada kata-kata yang aku tulis lebih tebal*