28 My Laif
Ternyata waktu memang bisa terbang. Tidak cuma terbang bahkan, tetapi juga melesat. Wusss.
Sebelum menulis ’28 My Laif’ ini, saya sempatkan dulu untuk membaca tulisan ‘Dua Puluh Tujuh‘ yang saya tulis persis setahun yang lalu. Senyum kecil dan geleng-geleng kepala tak bisa saya hindari tatkala pikiran saya ditarik lumayan jauh untuk kemudian mengenang beberapa fakta seperti: ternyata tahun lalu saya baru mulai mencoba fokus berdagang balon, baru punya web pribadi demi rutin nulis (halah) – sebelumnya via tumblr, Kedai Kata baru sebatas rencana di atas ketas, sampai prihal asmara yang tengah mencapai titik terendahnya (atau malah tertinggi ya?). Senang juga rasanya berhasil menyelamatkan pijakan-pijakan kecil di tahun lalu. Tapi mungkin lebih asyik lagi bila tulisan tersebut saya baca 10 atau 15 tahun ke depan.
Pada tulisan saya di ulang tahun yang ke 27 tersebut, saya menekankan tiga hal yang harus menjadi perhatian: asmara, karier, dan kesehatan.
Tahun lalu itu adalah awal seorang Anggara tak mau lagi bertele-tele dalam hal asmara. Saya memberanikan diri tegas pada hati bahwa sudah bukan waktunya lagi bermain-main yang hanya membuang waktu, uang, dan tenaga. Lebih baik fokus mengejar impian. Ini bukan kata-kata klise, karena, seperti yang saya tulis di situ, asmara membutuhkan waktu, tenaga, dan uang. Sementara tiga hal tersebut sedang saya butuhkan untuk fokus membantu terwujudnya cita-cita. Impian. Bukan hal yang lain. Jadilah setahun ini saya tetap menjomblo. Warbiasa.
Ke dua, tentang karier. Tahun lalu saya mulai yakin untuk menginjak pedal gas dalam-dalam untuk Nella Fantasia. Juga untuk memulai Kedai Kata. Pada Juni 2015 juga saya masih sebatas berencana untuk mencari pekerjaan yang sesuai passion.
Kini, Nella Fantasia perlahan tapi pasti kian menggairahkan. Tidak hanya balon isi boneka, tetapi juga ada balon gas, dan ada printable (bunting flag, plattmatt dll), sampai usaha dekorasi table setting dll yang saya kelola bersama kawan-kawan di AWAN Party Decor. Untuk printable dan dekorasi bahkan belum terpikirkan sampai pertengahan tahun lalu, tapi tahun ini sudah lumayan berjalan. Ntap! Sedangkan Kedai Kata mandeg. Saya kesulitan menjual kaos kata. Tapi tak mengapa, dulu di tahun pertama Nella Fantasia (2014), saya mengalami hal serupa. Ide besar Kedai Kata adalah memiliki ruang baca. Sekarang, setiap bulan saya setidaknya punya tambahan satu buku baru, baik dari membeli sendiri maupun dari hasil mengirim tulisan. Hitung-hitung mencicil.
Ada satu hal besar yang belum terbayangkan sama sekali ketika saya berulang tahun ke 27, yaitu resign dari kantor untuk fokus Nella Fantasia. Enam bulan sebelum Desember, bulan terakhir saya bekerja di kantor, hal ini belum terlintas sama sekali di kepala. Yang tebersit di kepala saya hanya sejauh pindah kerja ke perusahaan lain yang sesuai passion. Eh sekarang malah kerja di kamar, di depan laptop yang saya beli di tahun 2010 dengan menggunakan gaji pertama. Hasilnya? Ini saya baru pulang dari Karimunjawa. Haha.
Jadi ceritanya Sabtu kemarin, tanggal 28 Mei, saya dadakan memesan bus ke Jepara, lalu lanjut jalan-jalan ke Karimunjawa. Yang bikin perjalanan ini menarik adalah saya pergi sendiri. Benar-benar sendiri. Beberapa teman tidak percaya. Begitu juga dengan orang tua saya. Ya habis mau gimana lagi, wong dadakan. Saya bukan tipe anak yang sering jalan-jalan. Saya cuma pernah beberapa kali ke Bali, ke Malang (Bromo dan Sempu), Yogya – Semarang dan sekitarnya, dan yang paling jauh ya Singapore. Dan dari kesemuanya itu tidak ada satu tempat pun yang membuat saya ingin datang lagi, terkecuali Jepara dan Karimunjawa ini. Lain waktu akan saya tulis khusus cerita tentang liburan saya yang itu.
Oh ya, jalan-jalan ke Karimunjawa juga merupakan bagian dari cara saya memenuhi hal penting yang menjadi perhatian di tahun lalu: kesehatan. Tahun lalu saya berhasil menurukan berat badan sampai 5kg dan sesekali jogging. Di tahun 2016 ini saya rutin sepedahan setidaknya 2 kali dalam seminggu. Badan terasa segar sekali. Puncaknya, selama keliling Karimunjawa jalan kaki, membawa tas berat-berat, panas terik, nyebur laut, dan makan tidak teratur, tetapi saya fit-fit aja. Gokil, man! Badan ini terasa ringan-ringan saja. Padahal tahun lalu cuma jalan kaki bentar aja sudah ngos-ngosan. Jalan-jalan kali ini membuat pikiran saya fresh, dan siap berjualan lagi di semester kedua 2016.
Sekarang sudah dua puluh delapan.
Maksudnya, usia berganti ke 28 pada tanggal 2 Juni 2016, karena saat ini, ketika saya menuliskan kalimat ini, waktu berada pada pukul 23:49 WIB – tanggal 2 Juni. Sepertinya ’28 My Life’ baru akan selesai lebih dari tengah malam.
Dua puluh delapan. Dalam waktu dekat saya harus punya website untuk Nella Fantasia. Setelah dipertimbangkan masak-masak, sepertinya saya butuh. Sepertinya, sekali lagi sepertinya, itu dapat meningkatkan penjualan. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, saya harus bisa membeli ruko tiga lantai di sekitar Jatibening atau Kalimalang. Lantai pertama untuk Nella Fantasia, lantai kedua untuk Kedai Kata dan AWAN Party Decor, lantai ke tiga untuk tempat tinggal sementara sampai saya bisa beli rumah yang lain.
Oh ya, tahun ini saya kepingin punya usaha #visitbekasi. Saya pingin menjual wisata keliling Bekasi naik sepeda. Sudah ada beberapa coretan untuk merealisasi ide tersebut, tapi tetap terhitung masih mengawang-awang selama saya belum menemukan teman yang cocok diajak kerjasama. Saya tidak bisa menjalankannya sendiri. Ide ini muncul ya gara-gara saya tiba-tiba menjadi rutin bersepeda. Tidak hanya rutin, karena saya ternyata menikmati bersepeda. Saya suka. Saking gandrungnya sepedaan, bulan lalu saya niat-niatin membeli sepeda milik Bagas dengan harga dua juta rupiah. Empat tahun sebelumnya Bagas membeli sepeda itu seharga lima juta. Saya membelinya karena sepeda milik saya tidak cihuy untuk diajak berkeliling. Berat.
Hal paling mencolok yang saya rasakan perbedaannya ketika menulis di ultah 27 dengan 28 adalah ketenangan jiwa. Haha. Kini saya lebih menikmati hidup. Tidak ada perasaan tertekan oleh karena atasan. Pekerjaan saya sekarang tidak terasa seperti sebuah pekerjaaan atau kesibukan, padahal kalau lagi padat-padatnya pesanan, saya bisa saja antar balon di tengah malam, lalu lanjut sebelum pagi pukul enam, kemudian terus lanjut di siang dan sore hari. Tapi anehnya saya tidak kelelahan. Saya luar biasa menikmatinya. Tapi tentu, karena ini hidup, pasti ada kurangnya, dan dalam kasus saya ini adalah soal uang. Biar gimanapun, pekerjaan yang sekarang belum menghasilkan sebanyak kerjaan kantor, tetapi ya itu bukan berarti saya menjadi berkecil hati atau malah menyerah. Sebaliknya, saya jadi tertantang membuktikan diri. Harus dibuat lebih besar!
Intinya, tahun ini saya harus berlari super kencang sebab di usia 29 nanti saya sudah harus mengubah tanggung jawab, yang tidak lagi melulu tentang diri sendiri. Iya, saya harus dan akan memiliki tanggung jawab terhadap orang lain. Orang lain ini bisa saja pendamping hidup atau karyawan, atau malah keduanya. Kita lihat saja. Doakan ya.
Jadiii, hai 28, sampai jumpa tahun depan ya. Silakan lanjut terbang lagi bersama sang waktu.
*Tulisan ini selesai 00:12 WIB – 03 Juni 2016*